PARTIKEL ELEMENTER
(MUON)
1.1
Sejarah
Penemuan Muon
Muon ditemukan oleh Carl D. Anderson pada tahun 1936 sewaktu ia
mempelajari radiasi kosmis. Ia menyatakan partikel-partikel yang melengkung
dalam suatu cara berbeda dari elektron dan partikel-partikel yang dikenal
ketika melewati medan magnetik. Secara khusus, partikel baru ini melengkung
menuju derajat yang lebih kecil dibanding elektron, tetapi lebih tajam
dibanding proton. Diasumsikan bahwa muatan listriknya sama dengan elektron, dan
demikian untuk menghitung perbedaan kelengkungan, itu dianggap bahwa
partikel-partikel ini adalah massa menengah (terletak antara elektron dan
proton).
Untuk alasan ini, Anderson pada awalnya menyebut partikel
baru sebuah mesotron, mengadopsi awalan meson- dari kata Yunani untuk
"menegah". Dengan segera setelahnya, partikel tambahan dari massa
menegah ditemukan, dan istilah lebih umum meson diadopsi untuk merujuk bagi sembarang
partikel demikian. Dipaksa oleh kebutuhan untuk membedakan antara tipe-tipe
berbeda dari meson, mesotron dinamai ulang dengan meson mu (dengan huruf Yunani
µ (mu) digunakan untuk mengaproksimasi bunyi huruf Latin m).
Akan tetapi, segera ditemukan bahwa mu meson secara
signifikan berbeda dari meson yang lain; sebagi contoh, hasil peluruhannya
mencangkup neutrino dan antineutrino, ketimbang satu atau yang lain sebagaimana
teramati dalam meson yang lain. Jadi mu meson bukanlah meson keseluruhan, dan juga
istilah mu meson adalah bebas dan diganti dengan istilah modern muon.
Di pertengahan tahun 1970-an, fisikawan eksperimental
memikirkan percobaan menembak neutrino pada target proton. Menurut apa yang
kemudian diketahui tentang interaksi lemah, mereka mengharapkan tumbukan untuk
mengubah neutrino menuju muon, dan proton menuju bekas peninggalan. Mereka
terkejut menemukan dua muon, satu muon negatif dan satu muon positif,
dihasilkan dari tumbukan demikian. Ini membangkitkan kesuksesan diskusi
teoritik, hingga sebuah kesepakatan muncul pada bagaimana muon positif hadir.
Tumbukan proton atau neutrino tak hanya menghasilkan bekas peninggalan proton
dan muon negatif, tetapi sebuah kuark pesona, dan kuark dengan segera meluruh
menjadi kuark asing, sebuah neutrino muon, dan sebuah muon positif.
Muon adalah yang pertama dari daftar panjang partikel
subatomik yang penemuannya pada awalnya digagalkan ahli teoritik yang tak dapat
membuat 'hutan' yang membingungkan sesuai ke dalam beberapa skema konseptual
yang rapi. Willis Lamb mengklaim bahwa ia telah mendengarnya mengatakan bahwa
pada satu titik "penemu partikel elementer baru biasa dianugerahi hadiah
Nobel, tetapi penemuan demikian sekarang seharusnya diganjar dengan US Dollar
10.000,-".
Muon (dari huruf mu (μ) digunakan untuk mewakilinya) adalah
partikel elementer dengan muatan listrik negatip dan spin ½. Muon memiliki
waktu hidup rata-rata 2,2 μs, lebih panjang dibanding sembarang lepton, meson
atau baryon tak stabil yang lain kecuali untuk neutron.
Bersama-sama dengan elektron, tau dan neutrino, muon
diklasifikasi sebagai lepton. Seperti seluruh partikel fundamental, muon
memiliki kawan anti materi bermuatan berlawanan namun bermassa dan berspin
sama: antimuon, juga disebut muon positip. Untuk alasan historis, muon kadang-kadang dirujuk sebagai mu
meson, meskipun muon tidak diklasifikasikan sebagai meson oleh fisikawan
partikel modern. Muon memiliki massa 105,7 MeV/c2, yang mana 206,7 kali massa
elektron. Karena interaksi muon sangat mirip dengan elektron, muon dapat
ditinjau sebagai versi yang jauh lebih berat dari elektron. Dikarenakan massa
muon yang lebih besar, muon tidak mengemisikan sebanyak radiasi bremsstrahlung;
konsekuensinya, mereka jauh lebih menembus dibanding elektron.
Sebagaimana kasus lepton bermuatan
yang lain, terdapat neutrino-muon yang memiliki flavor yang sama sebagaimana
muon. Neutrino-muon dinyatakan oleh νμ.
1.2
Pengertian
Muon
Dalam model standar fisika partikel, muon (dari kata Yunani
huruf mu digunakan untuk mewakilinya) adalah sebuah partikel fundamental semi
stabil dengan muatan listrik negatip dan spin ½. Bersama-sama dengan elektron,
tauon dan neutrino, ini dikelompokkan sebagai bagian keluarga lepton dari
fermion. Seperti seluruh partikel fundamental, muon memiliki pasangan
antimateri bermuatan berlawanan tetapi memiliki massa dan spin yang sama
antimuon.
Pada umumnya sebagian
besar partikel-partikel yang dihasilkan dalam sinar kosmik tersebut adalah
partikel elemen lain yang disebut sebagai MUON. Muon adalah partikel elemen
yang bermuatan negatip seperti halnya elektron, tetapi muon memiliki massa yang
jauh lebih besar dari elektron. Berdasarkan hasil penelitian muon memiliki
massa sekitar 200 kali lebih besar dari massa elektron.
Untuk alasan historis, muon kadang-kadang dirujuk sebagai mu
meson, meskipun mereka tidak dikelompokkan sebagai meson oleh fisikawan
partikel modern. Muon memiliki massa 207 kali massa elektron. Karena interaksi
mereka adalah serupa dengan elektron, muon dapat seringkali dipikirkan sebagai
elektron berat secara ekstrem.
Di bumi, muon diciptakan ketika pion bermuatan meluruh. Pion
diciptakan di atmosfer atas oleh radiasi kosmis dan memiliki waktu peluruhan
yang sangat pendek beberapa nanodetik. Muon tercipta ketika peluruhan pion juga
hidup pendek waktu peluruhan mereka adalah 2,2 mikrodetik. Akan tetapi muon di
atmosfer bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga efek dilasi
waktu dari relativitas khusus membuat mereka menjadi mudah dideteksi pada
permukaan bumi.
Sebagaimana dengan kasus lepton bermuatan lain, terdapat
muon-neutrino yang memiliki flavor yang sama seperti muon. Muon secara alami
meluruh menjadi sebuah elektron, sebuah elektron-antineutrino, dan sebuah
muon-neutrino.
Muon adalah partikel elementer pertama yang ditemukan yang
tidak muncul dalam atom biasa. Muon negatif dapat, bagaimana pun, membentuk
atom muonik dengan menggantikan elektron dalam atom biasa. Atom muonik adalah
jauh lebih kecil dibanding atom sejenis karena, untuk mengekalkan momentum
anguler, muon yang lebih masif harus lebih dekat ke inti atom dibanding pasangan
elektron yang kurang masih.
Muon positif, ketika dihentikan dalam materi biasa, dapat
juga mengikat sebuah elektron dan membentuk atom muonium (Mu), dimana muon
beraksi sebagai inti. Massa tereduksi dari muonium, yakni jari-jari Bohrnya,
adalah sangat dekat ke hidrogen, oleh karenanya atom berumur pendek ini
berperilaku secara kimiawi - dalam aproksimasi pertama - seperti isotopnya yang
lebih berat, hidrogen, deuterium dan tritium.
Saat kini kita mengenal tiga sumber besar penghasil berbagai
partikel elementer antara lain sinar kosmik, reaktor nuklir dan pemercepat
partikel. Angkasa bumi pada dasarnya
mengalami pembombandiran oleh partikel yang berenergi tinggi misalnya proton
yang berasal dari luar angkasa. Ketika partikel-partikel yang berenergi tinggi
tersebut bertubrukkan dengan atom-atom pada bagian lapisan udara terluar akan
dihasilkan hujan partikel (karena berbentuk seperti hujan). Sumber partikel
seperti ini disebut sebagai SINAR KOSMIK. Pada umumnya sebagian besar
partikel-partikel yang dihasilkan dalam sinar kosmik tersebut adalah partikel
elemen lain yang disebut sebagai MUON. Muon adalah partikel elemen yang
bermuatan negatip seperti halnya elektron, tetapi muon memiliki massa yang jauh
lebih besar dari elektron. Berdasarkan hasil penelitian muon memiliki massa
sekitar 200 kali lebih besar dari massa elektron.
Reaktor nuklir dewasa ini dapat menghasilkan berbagai jenis
partikel misalnya dengan cara meluruhkan zat yang bersifat radioaktif.
Pemercepat partikel merupakan suatu rangkaian peralatan yang dapat
menaikkan kecepatan partikel saat bergerak. Salah satu cara untuk mempercepat
partikel adalah dengan menginjeksikan energi dan mengatur besarnya
elektromagnetik yang dipergunakan pada berkas partikel sehingga partikel dapat
mencapai energi kinetik yang diharapkan dalam pergerakkannya. Saat sekarang
telah dapat dihasilkan berbagai berkas sinar partikel misalnya berkas sinar
positron, berkas sinar antiproton, berkas sinar muon dan lain-lain.
Beberapa pemercepat partikel terbesar dunia yang masih aktip dan
masih menghasilkan data penelitian sampai sekarang antara lain:
Ø Stanford Linear Accelerator Center (SLAC), California, USA.
Ø The Continuous Electron Beam Accelerator Facility (CEBAF),
Virginia, USA.
Ø National Laboratory for High Energy Physics (Koh-Ene-Ken) (KEK),
Ibaraki, Jepang.
Ø Conseil Europeen puor la Recherche Nucleaire (CERN), Geneva,
Switzerland.
Ø Deutches Elektromen Synchrotron (DESY), Hamburg, Jerman.
Ø Serpukhov Proton Synchrotron, Sepukhov, Russia
1.4 Aplikasi Muon Dalam Kehidupan
Beberapa contoh teknologi dan terobosan muon dalam kehidupan tersebut adalah:
- Teknologi magnet superkonduktor. Dalam eksperimen fisika partikel, diperlukan medan magnet yang sangat kuat, sebesar beberapa Tesla yang harus beroperasi pada jangka waktu lama. Tidaklah mungkin mencapai medan magnet sebesar itu dengan elektromagnet biasa: energi yang didisipasi dalam kumparan kawat elektromagnet solenoid atau toroid akan sangat besar sehingga kawat elektromagnet akan meleleh. Sehingga diperlukan magnet yang beroperasi pada kondisi superkonduktor. Fisikawan partikel eksperimen melakukan penelitian dan pengembangan teknologi magnet superkonduktor, namun teknologi magnet superkonduktor yang dihasilkan tidak hanya digunakan oleh fisika partikel. Teknologi magnet superkonduktor merupakan komponen utama dalam alat pencitraan resonansi magnet (MRI = magnetic resonance imaging) yang sekarang banyak terdapat di rumah sakit modern. Tanpa tersedianya teknologi magnet superkonduktor yang murah dan handal, sulit dibayangkan teknologi MRI bisa tersedia secara massal dan murah.
- Teknologi pencitraan medis dengan positron (Positron Emission Tomography). Positron merupakan antipartikel dari elektron, dan keberadaan positron diprediksi dari teori-teori fisika partikel pada awal abad ke-20. Aplikasi positron adalah dalam pencitraan medis: Sebuah positron yang bertemu dengan elektron akan saling menghilangkan (anihilasi). Dalam teknologi PET, isotop nuklir yang meluruh dengan memancarkan positron diinjeksikan ke dalam tubuh pasien. Positron yang dipancarkan oleh isotop akan bertemu dengan elektron (yang praktis terdapat dimana-mana) dan akan saling teranihilasi menjadi dua foton (partikel kuantum cahaya) dengan energi masing-masing 511 MeV. Sinyal berupa dua foton dengan energi yang akurat pada 511 MeV merupakan sinyal yang unik dan dapat dideteksi oleh detektor.Hasil deteksi kemudian diolah dengan teknologi pencitraan untuk mendiagnosa lokasi dan ukuran jaringan kanker dalam tubuh pasien.
- Teknologi terapi kanker dengan hadron. Hadron merupakan salah satu klasifikasi partikel, dan saat ini teknologi terapi medis dengan menggunakan hadron (proton, antiproton, dan inti atom karbon) sudah mulai dikembangkan. Teknologi terapi ini memerlukan sumber hadron yang dapat dikontrol dengan akurat, dan teknologi untuk sumber hadron tersebut tersedia dari teknologi fisika partikel eksperimen.
- Teknologi akselerator / pemercepat partikel. Akselerator digunakan tidak hanya untuk eksperimen fisika partikel, namun juga untuk terapi medis, dan industri. Untuk terapi medis dengan proton atau antiproton, akselerator digunakan untuk mempercepat proton untuk memproduksi berkas proton berenergi tinggi untuk terapi kanker. Akselerator juga digunakan untuk memproduksi sinar X energi tinggi dan radiasi sinkroton (light source). Sinar X energi tinggi dan radiasi sinkroton digunakan untuk studi struktur material, mikroelektronika, teknologi nano, dan struktur DNA/protein. Akselerator juga merupakan komponen kunci untuk teknologi terapi dengan hadron yang dibahas sebelumnya. Beberapa laboratorium fisika partikel saat ini seperti Fermilab dan DESY sudah memiliki unit kerja untuk terapi kanker dengan menggunakan teknologi dan keahlian dari fisika partikel eksperimen.
- Teknologi detektor partikel elementer untuk pencitraan medis. Detektor fisika partikel pada dasarnya adalah detektor radiasi/foton. Di CERN (Conseil Européene pour la Recherche Nucléaire) dan Fermilab, pusat penelitian fisika partikel tempat saya bekerj, ada beberapa laboratorium yang khusus meneliti dan menerapkan teknologi detektor partikel untuk fisika medis dan pencitraan medis. Salah satu lembaga internasional yang aktif mengembangkan teknologi ini adalah Tera Foundation yang didirikan oleh fisikawan-fisikawan dari CERN, dan memiliki kerja sama yang sangat aktif dengan CERN.
Teknologi komputasi grid.
Pemrosesan data fisika partikel eksperimen memerlukan sumber daya komputer yang
sangat besar. Untuk memenuhi tantangan ini, fisikawan partikel eksperimen dan
ilmuwan bidang informatika/ilmu komputer bekerja sama mengembangkan teknologi
komputasi grid. Komputasi grid adalah teknik komputasi yang menggunakan banyak
sekali komputer yang terdistribusi di seluruh pelosok dunia dan terhubung
melalui jaringan Internet. Teknologi komputasi grid ini juga berkembang dan
digunakan untuk aplikasi-aplikasi lain seperti simulasi ramalan cuaca,
perhitungan struktur dan dinamika pesawat terbang, maupun simulasi
proses-proses dalam DNA.
artikelnya sangat menarik..
BalasHapussaya mau bertanya, apakah ada jurnal terkait dengan aplikasi muon?
mhon infonya